i am a MusLim

and there is no where eLse i'd rather be..


Aku langsung asik memperhatikan titik-titik air yang jatuh tak beraturan dari payung yang tak lagi mengembang dalam genggamanku sesaat setelah duduk dalam pete-pete (angkot). Alhamdulillah dapat tempat favorit, eh bukan favorit sih. Sedikit tentangku, aku tidak sanggup naik kendaraan yang satu ini, kalaupun terpaksa paling sering duduk dekat pintu. :)
Rinai hujan masih sangat deras, bahkan beberapa jalan sudah berselimut banjir. Ku perhatikan sekelilingku. Penumpang-penumpang lain tak jauh-jauh beda modelnya denganku; tangan memegang payung yang basah.
“Kiri, Pak.” Pemilik suara itu segera turun sesaat setelah pete-pete berhenti.



Aku sudah sangat mengantuk ketika ku pencet tombol handphone ku untuk melihat jam. Jam digitalnya menunjukkan pukul 00.30. Tanganku juga sudah amat sangat pegal banget sekali karena menulis. Tapi tugasku belum selesai, masih 3 halaman tanpa tambahan sejak pukul 11 tadi. Aku merasa sudah mengerjakan banyak sekali padahal yang selesai itu baru 1 dari 8 nomor.. Nasyid dari headset yang menempel di telingaku ku dengar tinggal sayup-sayup. Tapi aku memutuskan untuk tetap searching2 jawaban tugas sambil sesekali melirik facebook, twitter, blog, netlog, salingsapa, kickandy dan (hah.. baru nyadar akunku banyak).
Entah bagaimana ceritanya, aku yang tadinya searching artikel tentang menyusun menu makanan tugas mata kuliah dasar-dasar gizi, merambat menjadi mencari histori teman #eh..?, hingga friendster, akun jejaring sosial pertamaku selain ym sejak aku mengenal internet, yang ternyata tampilannya sudah baru. Terakhir ku buka kapan, sudah lupa.



Aku Cemburu..

Aku cemburu
Cemburu pada mereka yang telah berani memilih walau perih

Aku cemburu
Cemburu pada mereka yang tetap istiqomah walau tak mudah

Aku cemburu
Cemburu pada mereka yang kokoh walau tergopoh

Aku cemburu
Cemburu pada mereka yang tetap berjuang walau tak selalu dalam kesenangan




Suatu hari.
“ aku mengenalnya ”

Di suatu hari yang lain.
“ aku begitu mencintainya dan rasa cintaku kian hari kian bertambah. ”

Di suatu hari yang lain lagi.
“ ku dapati goresan-goresan dalam tatapan kesempurnaanku terhadapnya. Hingga akhirnya rasa cinta itu mulai berkurang, sedikit demi sedikit terhisap ketidaksukaan, terhapus meski membekas sedikit lebam. 


Lama tak mengunjungimu kawan, maafkan aku yah (ʃƪ). Hhh.. Bukan berarti melupakan dirimu. Hanya saja tak ada waktu, atau aku yang belum bisa me-manage waktu dengan baik.

Hari ini mungkin mukaku sudah kenyang berolah raga hanya dengan membaca postingan-postingan lamaku. Senyum-senyum sendiri lah, dahi mengerut, melotot sampai menguap, hehe. Tak ku sangka tulisanku kebanyakan yang galau. Asli! Galau abis.



engkau dan gerhana..


menutup dirimu di malam ini dengan rapatnya..


ada sesuatu di sana,


merengkuh jauh peLuh yang meLuruh cahaya,


dan jumpai ku waLau aku tak dekat..


Laksana hujan, dengan kelembutan siraman dan curahannya, ada masanya ia menyuburkan tanah yang gersang dan mengidupkan bumi yang mati. gerimis tipis yang menyirami sebidang tanah panas dan keras terasa artistik. tetapi apakah tidak bernama hujan ketika ia terjun dengan lebat dan dahsyat dari langit-langit, lalu mematahkan ranting, cabang, dan batang-batang pepohonan. melipat rapat hijaunya dedaunan. penjual es cendol dan es campur barangkali hatinya kecut dan wajahnya cemberut. tetapi hujan tetaplah hujan. hujan adalah rahmat bagi semesta alam, dari Allah Yang Maha Penyayang. akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui..